BlegarBlegor

Rakus dan serakah adalah dua sifat yang merongrong dari dalam. Begitu menurut Dr.Aidh Al-Qarni dalam bukunya yang berjudul "Menjadi Wanita Paling Bahagia" yang saya pinjam dari salah seorang sahabat, kurang lebih dua tahun lalu.Dan kemarin saat packing, saya buka lagi catatan kutipan SMA. Dan cara mengobatinya harus dengan komposisi obat-obatan berikut :

Pertama, hidup hemat dan bijaksana dalam mengeluarkan uang. Orang yang gemar berbelanja, tidak pernah merasa cukup, bahkan akan semakin menjadi kikir dan serakah. Hidup hemat merupakan kunci kepuasan diri (qana`ah). Sebuah kabar menyebutkan 'Merencanakan (segala sesuatu)adalah separuh dari kehidupan"

Kedua, jangan terlalu gelisah menghadapi masa depan, caranya batasi angan-anganmu dan yakinlah bahwa masalah rezeki itu sudah ditentukan dan pasti akan sampai padamu.

Ketiga, Bertaqwa kepada Allah karena Dia berfirman dalam Al-qur`an:"Barang siapa bertaqwa, maka Allah akan berikan kepadanya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. Ath-talaq : 2)

Keempat, memahami dibalik kepuasan diri itu terdapat nilai positif tersendiri berupa perasaan cukup, dan bahwa dibalik tamak dan loba itu terdapat nilai negatif. Kemudian banyak belajar dari semua itu.

Kelima, banyak-banyak merenungi kehidupan para nabi, dan orang-orang yang shaleh dengan sifat qana`ah, rendah hati mereka dalam kenikmatan hidup, dan kecintaan mereka terhadap akhirat. Jadikanlah mereka teladan dalam hidupmu.

Keenam, Lihatlah mereka yang bernasib tidak baik darimu.

Poin-poin ini membuat saya teringat akan seorang sahabat yang ambisius,,yang tidak pernah cukup dengan apa yang ia miliki,

Lalu ...

Membuat saya berfikir dan teringat bahwa sahabat/orang-orang sekitar adalah cerminan dari diri kita, Astaghfirullah! ternyata Allah mengingatkan saya lewat seorang sahabat agar saya dapat memperbaiki diri, dan mengingatkannya.




PS: "Aku turuti tamakku sehingga ia memperbudakku, andai saja aku puas dengan apa yang ada, aku tetap orang bebas"