Blogaholic Designs”=

triiiiid

Surat Cinta d`Twobrux

Sore itu suasana kampus “Masa-masa Indah” kebanjiran. Maklum habis keguyur keringat mahasiswa/I seharian. Secara AC belum ada dan kipas angin lagi rusak (lengkap penderitaan). Eh ditambah lagi nih tangisan si Lulu yang baru aja ditolak sama cover boy kampus yang beken, keren, plus tajir pula. Siapa sih yang gak kenal dia, namanya Nico. Sampe-sampe membuat Lulu rela ngorbanin uang kuliahnya buat make over di salon.

Saking tergila-gilanya, akhirnya Lulu nembak Nico. Tapi gayung tak bersambut. You know lah, dia ditolak! Hmmm nggak tega juga sih lihat Lulu nangis “kejer” kayak bayi lagi sembelit, yaiks!! But ini hidup man! What you see is not what you get (kayak lirik lagu) and life must go on (lirik lagu bukan ya?)

Oke, bukan kisah cinta Lulu yang ditolak mentah-mentah sang pujaan hati yang mau diceritakan. Tapi kisah salah satu genk kampus yang gak terkenal yang beranggotakan dua orang cowok yang nggak beken, nggak keren apalagi tajir. Haduh, jauh banget deh! Asal kalian tahu aja, kisah hidup mereka nggak ada yang istimewa sampai akhirnya surat itu tiba.

***

Kriiiiiiiing!!!!!

Beker berbunyi, tapi Udin tak bergeming. Pentolan genk d`Twobrux ini masih asyik dengan mimpinya.

Tiba-tiba,

Bukk!

“Wadouww!!” teriak Udin sambil mengusap pantatnya

“Udah pagi nih, lu mau tidur aja? Lihat noh ayam udah pada petok-petok minta dikasih makan! ” bentak emak Udin yang tetap konsisten sama status jandanya

“Aduh mak! Ayam petok-petok tuh biasanya lagi bertelor, bukan mau makan” bantah udin sambil menarik selimut, “lagian, bukan dilepasin aja biar nyari makan sendiri”, lanjutnya. Tanpa udin sadari, ternyata statement Udin bikin emaknya naik pitam. Alhasil udin nyuapin ayam-ayam sambil meringis menahan sakit dua benjol di jidatnya. Saat meratapi nasibnya, mata Udin menangkap sebuah benda berwarna pink. Saat didekati, ternyata benda tersebut sebuah amplop pink bertinta merah bertuliskan To: Sam.

Betapa berbunga-bunga hati udin, setelah 20 tahun tinggal di rumah itu, dia belum pernah menerima surat. Paling-paling tagihan rekening listrik yang nunggak sampai 2 bulan. Setelah diteliti dan dibolak-balik, udin nggak mau membaca surat itu sendirian. Akhirnya dia putusin baca tuh surat sama Zulkarnaen, anggota d`Twobrux kedua.

Sohib Udin semenjak SMP ini, emang doyan banget sama yang namanya baca. Sampe-sampe stiker pilkada aja dia baca tanpa lihat kalimatnya (hafal.red) saking sering dia lihat di kaca pintu angkot hehe.

“Zul!!”, panggil Udin setelah sampai kampus

“Oi, bro! Tumben lo telat 30 menit? Biasanya jam mata kuliah pertama habis lo baru nongol” canda Zul cengengesan

“Ah, lo bisa aja! Khusus hari ini jangan bercanda dulu bro. Gue mau ngasih tau lo sesuatu. Serius nih!” tukas udin sambil membongkar isi tas sorennya. Lalu menarik sebuah amplop pink yang segera ia berikan ke sohibnya.

“To Sam??” tanya Zul mengernyitkan wajah

“Ho`oh”

“Sapa sam?” tanya Zul dengan wajah baby facenya, seakan-akan tidak berdosa.

“Ya elah! Sam itu gue!”

“tapi kan nama lo Udin bro!”

“hmm.. kan gue kalau kenalan sama cewek pake nama depan gue, Sam. Dari nama Samsudin. Kayak lo Zul, dari nama Zulkarnaen”

“ Oohh..” Zul manggut-manggut.

Setelah menemukan tempat sepi dan pas, akhirnya mereka membuka amplop pink berbau mawar tersebut. Mereka membaca dengan serius. Kata demi kata mereka hayati. Setelah selesai membaca, wajah Udin sumringah seperti mawar yang baru mekar. Sedangkan Zul, masih mengernyitkan dahi seakan tak percaya.

“Ada yang jatuh cinta sama gue Zul,” teriak udin gembira. “Oh dewi asmara akhirnya ngedatangin gue, si Cupit udah manah hati gue sampe menganga!”

“Tapi kok gue masih nggak yakin yah” ucap Zul tiba-tiba membuat senyum diwajah Udin sedikit memudar

“Maksud lo?”

“Ya, kok suratnya nggak diawali salamu`alaikum, malah bilang Dear Sam. Kayak adik gue yang lagi curhat di buku hariannya, Dear Diary hahaha..” canda Zul buat Udin geram

“Yah namanya juga surat cinta man!, mungkin biar tambah romantis kali yaw”, tukas Udin tidak perduli

Hari-hari Udin dilalui dengan senyuman dan nyanyian. Dari mulai lagu-lagu kerispatih sampe lagu-lagu cinta asal luar negeri, udah dinyanyiin sama Udin. Lagunya Christian Bautista aja udah abis satu album nonstop. Udin makin dimabuk cinta saat surat itu datang lagi setiap minggunya.

***

Dua bulan sudah udin menerima surat cinta misterius itu. Selama dua bulan juga Udin malas makan. Parahnya lagi, Udin makin malas untuk kuliah. Emaknya makin kebingungan sama ulah anak satu-satunya itu. Setiap harinya Udin hanya bernyanyi diteras rumah dan mengurung diri dikamar. Walau wajahnya menyemburkan kebahagiaan, tapi hati Udin tetap gundah. Sebab ia tidak tahu siapa tepatnya wanita yang mengiriminya surat cinta itu. Disetiap suratnya pun tidak melampirkan alamatnya, sehingga udin tidak bisa membalas suratnya ataupun mendatangi rumah sang pengirim.

Hal ini membuat gerah Zul, the other twobrux. Karena tidak tega melihat sahabatnya hidup segan mati tak mampu, akhirnya menyelidiki surat cinta itu. Bersama teman sekampus yang juga peduli dengan keadaan Udin. Zul dan Lulu membuat suatu ekspedisi. Yaitu mengintai rumah Udin setiap malam. Malam pertama, kedua, ketiga dan keempat tidak menghasilkan petunjuk. Hingga sampai malam kelima mereka bosan. Karena tidak menghasilkan apa-apa selain kantuk yang merajalela.

Dimalam terakhir berdasarkan kesepakatan mereka. Zul dan Lulu melihat sesosok wanita berkerudung berjalan di depan rumah Udin.

“Lu, lihat tuh, mungkin cewek itu yang bikin temen gue stress, samperin yuk?”, ajak Zul emosi sambil bangkit untuk menghadang sosok berkerudung itu

“Jangan! Siapa tahu Cuma orang lewat doang. Hati-hati dong Zul” cegah Lulu

“Tapi ini nggak bisa dibiarin Lu, dia udah dzalim sama Udin!” hardik Zul emosi

“Iya gue juga kasihan sama Sam, tapi kan ga boleh asal, kita harus punya strategi, lo bilang islam mengajarkan kita strategi. Inget gak?”

Astaghfirullah! Thanks udah ngingetin gue Lu” ujar Zul

“Emang gue ngingetin apa Zul?” tanya Lulu polos

“Yah, lupain aja deh. Tuh lihat, cewek itu masih didepan rumah Udin. Kok diem aja yah?”

“Hah, iya!” kata Lulu kaget, “wah dia lempar apaan tuh?” lanjutnya

“Nggak tahu, yuk kesana!” ajak Zul setelah melihat sosok kerudung itu pergi menjauh

Zul dan Lulu setengah berlari ketempat sosok kerudung tadi berdiri. Zul mendapati surat pink bertuliskan To: Sam yang persis sama seperti surat yang dulu ditunjukkan Udin. Dengan tergesa-gesa akhirnya mereka berdua mengikuti sosok kerudung tersebut. Setelah melewati dua gang dan satu perempatan jalan, akhirnya sosok kerudung itu berhenti di sebelah pohon besar. Saat melihat sekeliling, Zul dan Lulu sadar bahwa mereka berada ditengah pemakaman umum.

“Zul..” panggil Lulu sambil celingak-celinguk.

“Zul, mungkin dia.. di.. dia....dia..” suara Lulu tercekat. “Dia hantu Zul...”

“Nggak mungkin. Di dunia ini nggak ada hantu Lu” suara Zul setengah berbisik sambil memperhatikan target mereka.

“Bukan manusia Zul kalau pulangnya ke kuburan!”

“Tapi dia bukan hantu, gue bisa buktiin itu” sergah Zul tak mau kalah

Setelah beberapa lama mereka berdiri ditengah makam manusia-manusia yang habis kontrak hidup, wanita berkerudung tersebut membalikkan badan. Lulu hampir berlari kalau Zul tidak menarik tangannya. Tak Zul percaya, wanita itu begitu cantik. Kulitnya putih, bibirnya merah, tubuhnya langsing berbalut kebaya putih dan berkerudung seperti artis cantik Kiki Pat Malak memerankan Simanis Jembatan Ambruk. Yang Zul herankan adalah kenapa cewek secantik dia naksir sama Udin?.

“Hei.., siapa kamu?” akhirnya Zul memberanikan diri bersuara. Wanita tersebut hanya menyunggingkan senyum yang memperlihatkan giginya yang rapi. Tak Zul sadari dia sedikit terpesona.

“Hei? Kamu siapa? Ngapain surat-suratan segala?” tanya Zul lagi karena tak ada jawaban. Wanita tersebut tak bergeming. Senyumnya semakin lebar. Tak lama kemudian wanita tersebut tertawa. Lulu ketakutan setengah mati. Kalau saja tangannya tak dipegang oleh Zul, dia sudah lari terbirit-birit.

“Heeii...!” teriak Zul menggelegar, membuat tawa wanita itu berhenti. Lalu wanita itu menangis. Tangisannya begitu menyayat hati. Zul dan Lulu saling pandang tak mengerti.

“Ee.. saya nggak bermaksud kasar,, mmm maaf kalau saya kasar”, kata Zul sedikit lebih cooling down. Tapi tangisan wanita itu semakin menjadi-jadi. Dia berteriak-teriak dalam tangisannya.

“Huhuhu...aku rindu....rinduuuuu.... huhuhu..” kata wanita itu sambil terus menangis

“Maaf mbak.. Udin ada dirumahnya, kalau rindu ya datangi saja..”kata Lulu menenangkan. Tapi wanita tersebut tetap menangis dan berucap aku rindu. Zul dan Lulu semakin salah tingkah sampai akhirnya terdengar suara dari kejauhan yang memanggil-manggil seseorang. Zul melihat ada sekitar lima orang di ujung jalan. Satu diantaranya wanita paruh baya memakai kebaya biru tua.

“Mayaaa.... Mayaa...”, panggil wanita paruh baya itu sambil berlari kearah mereka bertiga berdiri.

“Hoo Maya, jangan bikin susah orang tua terus dong sayang. Mama sayang kamu..” tangis wanita paruh baya tersebut.

“Maya rindu Maa... rinduuuuu..huhuhuhu..” keduanya menangis berpelukkan. Zul dan Lulu semakin tak mengerti.

“Iya Mama ngerti, tapi Maya pulang dulu ya sayang..” ajak wanita paruh baya itu

“Tapi surat Maya nggak pernah di balas Maaa....” seru wanita bernama Maya itu.

“Iya, nanti kita buat surat lagi ya.. sekarang kita pulang dulu..”

“Nggak mungkin! Nggak mungkin mas Sam mau balas huhuhu.. aku rinduu Ma, mau ketemu mas Sam.. huhuhu...” kata Maya sambil menjatuhkan diri ketanah dan menangis seperti anak-anak.

“Ikat saja Pah..” kata wanita itu kepada seorang laki-laki tua dibelakang Zul. Dengan sigap laki-laki itu dan ketiga lainnya mengikat wanita bernama Maya. Tak peduli Maya berontak dan menendang-nendang sambil terus berteriak rindu. Setelah terikat, Maya di bawa pergi meninggalkan pemakaman. Zul dan Lulu yang sedari tadi menonton, tetap berdiri kebingungan. Mereka benar-benar tak mengerti dengan kejadian yang baru saja mereka lihat.

“Kalian siapa?” tanya wanita paruh baya kemudian

“Ka.. kami..”,

“Maaf, kalau anak tante bikin susah kalian ya..” ratap wanita paruh baya itu memotong jawaban Zul.

“Kalau boleh tahu, ada apa dengan Maya tante” tanya Zul seolah-olah kenal baik dengan Maya.

“Maya.. Maya.. sudah tidak waras” jawab ibu Maya datar. “Sudah hampir enam bulan ini dia gila, karena ditinggal mati oleh suaminya setahun lalu”,

“Sam?” tebak Lulu

“Iya, namanya Sam. Dia seorang tentara. Dia meninggal pada saat terjadi kerusuhan di Maluku” ungkap Ibu Maya sedih. “Sebelum suaminya meninggal, setiap minggu Maya selalu menulis surat pada Sam sebagai ungkapan kerinduan, begitu juga sebaliknya. Suatu hari tak ada surat yang datang. Maya sangat khawatir. Sampai akhirnya dikabarkan bahwa Sam tewas dalam kerusuhan. Tapi Maya tak percaya, walau jasad Sam sudah dikebumikan, Maya tetap menulis surat ke Maluku. Tapi tiga bulan belakangan ini pihak dari alamat yang dituju Maya merasa terganggu dan menyuruh kami untuk menghentikkannya. Dan kami melarang keras Maya untuk menulis surat-surat itu. Semenjak itu dia selalu pergi keluar rumah seminggu sekali ditengah malam, dan kami selalu menemukan dia disini, dipusara Sam huhuhu..” kata ibu Maya tak kuat menahan tangis.

Lalu Zul dan Lulu melihat pusara yang dimaksud ibu Maya. Dibatu nisan itu bertuliskan Sam Bramantyo bin Ahmad Bramantyo. Sekarang mereka berdua mengerti apa yang terjadi. Lalu mereka menceritakkan maksud mereka mengejar Maya kepada ibunya. Yang tidak Zul dan Lulu mengerti adalah mengapa Maya mengirim surat-surat itu kerumah Udin. Apa hubungannya Maya dengan Udin? Dan apakah Maya kenal Udin?

“Oh, kami sudah duga itu. Kami sekeluarga juga sudah mendengar kabar tentang Samsudin. Besok rencananya kami sekeluarga ingin bersilaturahmi kerumah Samsudin sekaligus meminta maaf atas ulah Maya,” jawab ibu Maya saat ditanya tentang surat-surat Maya yang dikirim kerumah Udin.

“Oh tante kenal dengan Udin?” tanya Zul

“Iya dulu waktu SMA, Maya dan Samsudin pernah berpacaran, mungkin itu sebabnya Maya mengirim surat itu kerumah Samsudin karena nama panggilan Samsudin sama dengan nama suami Maya.” Jawab ibu Maya. “Dan mungkin... ah sudah lah!” lanjutnya membuat Zul dan Lulu penasaran.

“Apa tante?”

“sudah kalian pulang saja, sudah hampir pagi..” kata ibu Maya sambil berlalu pergi. Zul dan Lulu mengekor dibelakang.

***

Setelah kejadian tadi malam, siangnya Zul dan Lulu bergegas kerumah Udin dan menceritakan semuanya tentang surat-surat itu. Awalnya Udin tak percaya, tapi setelah diyakinkan oleh Lulu akhirnya dia pun percaya. Udin merasa sedih karena wanita yang mengiriminya surat adalah mantan pacarnya yang sudah tidak waras. Dan semakin sedih lagi setelah tahu bahwa surat-surat itu tak ditujukkan untuknya.

“Ugh.. nasib!” kata Udin sambil memukul jidatnya sendiri

“Tapi gue masih gak percaya bro, kok mau ya si Maya itu pacaran sama lo dulu?” canda Zul

“Si Maya waktu pacaran sama Udin, bukan karena suka. Tapi karena takut sama tampang si Udin yang mirip topeng-topeng bali” celetuk emak Udin sambil menyuguhkan pisang goreng.

“Emak ikut campur aja deh urusan anak muda!” jawab Udin sambil melahap pisang goreng buatan emaknya.

“Makanya dari dulu emak udah bilang nggak usah deh pake pacaran-pacaran segala, kayak orang kota aja!”

“Lagian kata pak Mukhtar dosen Agama kita, hal yang mendekati zina itu dilarang. Dan pacaran itu kan mendekati zina. Lagian kan udah diwarning up di Al- Qur`an!” tukas Zul panjang lebar.

“Iya pak Ustaadz!” jawab Udin. Dan semuanya pun tertawa. Tak lama Udin melihat sesuatu berwarna kuning dihalaman depan rumahnya. Udin tak yakin, tapi akhirnya dia bergegas untuk melihatnya lebih dekat.

“Mau kemana Din?” tanya Lulu ketika Udin bangkit menjauh

“Ke depan, tuh mau lihat yang kuning-kuning.” Jawab Udin santai

Lulu dan Zul bergegas mengejar Udin yang sudah sampai dihalaman. Ternyata yang Udin lihat adalah sebuah amplop berwarna kuning keemasan. Lulu dan Zul saling pandang.

“Lu, nanti malem siap buat begadang lagi?” tanya Zul

“Tenang, khusus malam ini gue juga ikutan...” tukas Udin serius sambil menimang-nimang amplop tersebut.

“Wah, bakalan seru nih. Cewek nggak waras mana lagi yang masih inget lo Din?” ledek Lulu, kontan saja Udin geram sekaligus tertawa. Tanpa mereka sadari ternyata isi amplop tersebut surat undangan pernikahan sepupu Udin di kampung. (*)


PS: konyol yaiks?!



Comments
2 Responses to “Surat Cinta d`Twobrux”
  1. Anonim says:

    Wiw..... ternyata... penggemarnya mantan yang gak waras...

    saya turt berduka sam... T_T

Leave A Comment