Posted on Jumat · 7 Comments
(mungkin sudah pernah ada yg mendengar cerita ini.....:) bener ga ya....?)
Untuk teman2 yg sudah memiliki anak, sebaiknya lebih berhati-hati dalam membelikan jajanan atau mengecek jajanan apa yang dibeli mereka di sekolah.Bagaimanapun kesehatan anak-anak adalah salah satu jihad kita para ibu atau calon ibu.
Dear all,
beberapa hari yang lalu, sales kami membawa produk yang namanya
"kripik setan". Dinamakan demikian oleh karena rasanya yang luar biasa
pedas. Harganya? Murah meriah. Dua ratus perak sanggup bikin elo yang
paling tabah sekalipun "nangis" sesenggukan.
Gua sendiri mencoba satu bungkus. Rasanya hebat, gurih, wangi
dan lezat. Tapi setelah satu bungkus habis, saya perlu minum 1,5 liter
aqua untuk menghilangkan rasa pedas yang luar biasa. Sepanjang
perjalanan pulang ke rumah, saya harus berhenti dua kali di jalan untuk
piss :-p
Iseng-iseng, produk tersebut kami berikan kepada R&D perusahaan
kami. Ini dikarenakan timbulnya kecurigaan di hati kami terhadap produk
ini. Harganya cuma 200 perak, tapi saat ini
harga cabe luar biasa mahal.
Terakhir kali beli cabe, pembantu saya hanya dapat dua butir rawit untuk
uang Rp200. Sadis ga sih?
Hasilnya.... . luar biasa.. Ternyata rasa pedas dari keripik
tersebut diperoleh lebih banyak dari........ balsem gosok. Hiiii.....balsem
obat gosok tersebut, diolah menjadi makanan.
Produk kripset ini lagi beken banget di daerah bogor dan depok.
Guys, masih banyak lagi makanan-makanan ajaib di luar sana .
Sekedar gambaran, mungkin teman-teman pernah bertemu produk chiki-chiki
dengan merek ga jelas, dijual murah banget (gopek kebawah). Kami pernah
bertanya-tanya, bagaimana mungkin bisa memperoduksi barang semurah itu.
Hampir mustahil. Untuk itu kami
mendatangi beberapa perusahaan sejenis
yang masuk kategori kecil/industri rumah tangga.
Nah ini yang kami temukan. Untuk mengaduk material utama dengan
bumbu, supaya bisa merata, diperlukan mesin yang namanya molen. Mesin
ini cara kerjanya hampir mirip dengan mesin molen buat ngaduk semen.
Kedalam mesin ini, material utama dimasukkan bersama bumbu terus
di aduk merata. Pada pelaksanaannya, bisa dipastikan TIDAK MUNGKIN
meniadakan produk terbuang. Karena, pada saat di putar, pasti sejumlah
material akan terlempar keluar. Ini tidak bisa dihindari. Inilah yang
membuat produk tersebut menjadi mahal. Nah....untuk produsen ecak-ecak
(produsen kecil/home industry), materi sisa yang tercecer di lantai
tersebut disapu lalu dimasukkan kembali ke dalam molen. Nah...barang
yang seperti itulah yang dibeli oleh anak-anak kita di kantin
sekolah.
Sadis. Ini kisah nyata lho. Bukan mau menjelek-jelekan home
industry, tapi hanya ingin membuat teman-teman sekalian berhati-hati
dengan produk makanan yang sangat murah. Bahkan makanan seperti itu ikut
serta mencetak ijin depkes di kemasannya. Ga tahu ijin boong-boongan
atau emang asli.
regards...
sumber: milis pembacaanadia@yahoogroups.com dengan sedikit perubahan.


artikel anda:
http://kuliner.infogue.com/
http://kuliner.infogue.com/kripik_setan_
promosikan artikel anda di infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler,telah tersedia widget shareGue dan nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!
Hmmm.... :z
seph.. thanks ya..
beuh... berarti selama ini sang kripik setan yang di CIJE itu..........
Wah.. Penipuan konsumen!!!!!
iya.. itu juga karena ketidak tahuan konsumen and pedagang...
yah yg dah tahu ati-ati ja deh..
Ijin dari Depkes-nya sudah pasti ASLI, bisa di confirm ke Dinkes yang bersangkutan. Kalau anda ikutan nyebarin informasi ini, berarti sudah menghina profesionalisme Depkes/POM, menghancurkan industri kecil produsen keripik setan, menyebar fitnah tanpa landasan pengetahuan teknis sama sekali.
Asal tahu aja, harga balsem jelas jauh lebih mahal dibanding bubuk cabe kalau tujuannya untuk diaplikasikan melalui proses penaburan pada keripik tawar.
Pake dulu akal sehatnya sebelum ikut-ikutan nyebarin berita yang ga jelas. Mana mungkin balsem diolesin satu per satu ke permukaan keripik yang unyielding/unflexible dengan bentuk permukaan yang tidak beraturan? Butuh berapa orang per harinya untuk melakukan kerjaan "aneh" tersebut, padahal produksi per hari kripset bisa mencapai sekitar sekitar 900.000 keping keripik per harinya (kalau dihitung per keping)?
Berita aneh ini sudah menghancurkan pasar kripset di daerah Bogor dan sekitarnya. Tahukah anda berapa orang yang sudah kehilangan mata pencahariannya, hanya disebabkan oleh adanya isu yang saya jamin TIDAK BENAR dan sama sekali tidak masuk akal dipandang dari segi teknis pengolahan bahan makanan?
Insya Allah para pembaca termasuk ke dalam golongan orang yang suka menggunakan akal sehat dan tidak mudah percaya begitu saja dengan segala kabar yang terpampang di "the net", terima kasih...
@clouded leopard: terima kasih...