Posted on Minggu · Leave a Comment
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas Thomas Stone namanya
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku narasumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
...
Dulu Dadaku tegap bila berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
...
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu
Di negeriku, sengkongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang
curang susah dicari tandingan,
...
Di negeriku, komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu, dan peuyeum
dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,
...
Di negeriku, dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja
modal raksasa,
...
Di negeriku, ada pembunuhan, penculikkan, dan penyiksaan rakyat
terang-terangan
di Aceh, Tanjung priok, Lampung, Haur koneng, Nipah, Santa Cruz,
Irian, dan Banyuwangi, ada pula pembantahan terang-terangan yang
merupakan dusta terang-terangan dibawah cahaya surya terang-terangan, dan marahari tidak pernah dipanggil kepengadilan sebagai saksi terang-terangan,
Di negeriku, budi pekerti mulia didalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam ditumpukkan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, diatas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road,
Lebuh Tun Razak
Berjalan ku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir, dan
Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Elysees, dan Mesopotamia
Disela khalayak aku berlindung dibelakang hitam
kacamata
Dan kubenamkan topi baret dikepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
(Taufik Ismail)
Rasanya, kata-kata pak Taufik Ismail udah lebih dari cukup deh, buat ngegambarin betapa buruknya harga diri masyarakat Indonesia di mata dunia. Untuk tujuh belas agustus empat lima, aku ingin bertanya, sudahkah kita merdeka???
untuk tujuh belas agustus dua ribu delapan.. haruskah aku bergembira melihat "kemerdekaan"?


Categories:
17an